Psikologi Kesedihan: Memahami Rasa Berduka dan Kehilangan

Saya kembali kepada Anda semua untuk memulai aktivitas blog lagi. Apa yang membuat saya terhenti dan tidak ngeblog? Itu pasti sebagian pertanyaan Anda. Bagi saya, keluarga adalah segalanya. Kedua orang terkasih saya meninggal, yakni Ayah Kandung saya dan Ayah Mertua. Mereka berdua sakit akibat penyakit yang sudah lama dideritanya. Saat mereka pergi, saya merasa kehilangan.

Saya pikir menulis akan membuat saya merasa lebih baik. Saya tidak menuliskan kesedihan pada status media sosial. Saya hanya mengungkapkan pada orang-orang yang relevan dan menjelaskan mengapa saya harus “Break” dan diam. Kesedihan bukan hal yang ingin saya tunjukkan pada dunia.

Mengapa? Tentu, Anda bertanya lagi. Banyak buku-buku self help yang mendominasi toko buku yang bertema kegembiraan, kebahagiaan, sikap positif, perilaku positif dan sejenisnya. Namun, tak banyak perilaku kesedihan atau duka yang dibahas dan dijual di toko buku.

Selain topik kesedihan tak umum dibicarakan, budaya lebih melabeli kesedihan sebagai “masalah” sehingga memang sudah sepatutnya dihindari. Kita perlu menjauhkan kesedihan agar perilaku dan emosi kita tidak terpengaruh.

Hal yang memperparah lainnya adalah anggapan psikologi kesedihan itu sama dengan Depresi. Anggapan ini salah besar. Kesedihan itu adalah bagian dari emosi yang penting juga dan bermanfaat. Sedih bukan berarti rapuh.

Depresi adalah gangguan suasana hati yang memiliki periode kesedihan sebagian atau berkepanjangan. Biasanya orang yang mengalami Depresi begitu intens mengalami rasa sedih. Orang yang Depresi cenderung tidak termotivasi sedangkan orang bersedih lebih termotivasi, sensitif pada norma sosial dan bertindak murah hati.

Dalam penelitian, orang sedih lebih termotivasi untuk bangkit dan tekun melewati fase terburuk mereka. Sedangkan orang Depresi akan merasa terus menerus menyalahkan diri sendiri dan sulit bangkit.

Berbagai penelitian menunjukkan kesedihan juga bermanfaat dalam aspek kehidupan. Contohnya saat kita sedih dan mengalami suasana hati yang buruk kita lebih mudah mengingat dengan detil peristiwa yang kita alami.

Kita bisa menjelaskannya dengan detil dan terfokus. Hal ini berbeda sekali saat kita mengalami peristiwa kebahagiaan. Itu sebab dunia seni mengeksplorasi lanskap kesedihan melalui berbagai saluran seperti lagu, musik, sastra, film dan lukisan.

Sedih itu perlu apalagi kita kehilangan orang yang kita sayangi. Sedih itu bagian dari emosi. Sedih itu memiliki peranan penting dalam situasi yang tepat.

Meskipun kita punya seribu cara untuk berbahagia dalam hidup, tetapi bersedih itu tetap perlu. Jangan hilangkan rasa sedih saat kita semisal menonton film atau mendengar cerita sedih! Sedih itu perlu dalam situasi yang tepat.

Saya akan mulai lagi ngeblog per 1 Oktober ini dari Senin hingga Jumat. Di tahun yang sulit ini, Anda tentu mengalami berbagai krisis yang berbeda-beda satu sama lain.

Ada yang mengatakan tahun ini menyedihkan. Lainnya berpendapat tahun ini mengerikan. Sedangkan saya berpendapat tahun ini menguatkan agar saya belajar melewati krisis dengan baik.

Anda sendiri bagaimana? Happy weekend!

Advertisement

3 thoughts on “Psikologi Kesedihan: Memahami Rasa Berduka dan Kehilangan

  1. Hi Anna 🙂 I hope you are well. It’s nice to see you posting on your site, again. I would add a comment, but the Google Translate button isn’t providing me with an “English” option, so I cannot read your post? Wishing you a wonderful day, my friend.

    Liked by 1 person

    1. Thank you, Phil.

      This article which posted today is about the sadness sometimes good to express our emotional feelings after grieving. I thought sadness doesn’t mean depression. We consider both literally based on the sensitive and experience to norm or we get a mood disorder. All explained well in Bahasa Indonesia.

      Again thanks for stopping.

      Happy weekend!

      Liked by 1 person

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s