Setiap orang pasti pernah mengalami krisis dalam hidupnya. Namun krisis yang berkaitan dengan perkembangan psikologis mungkin belum tentu dialami setiap orang. Seperti krisis Seperempat Abad atau yang disebut juga Quarter-life Crisis. Istilah krisis ini berkembang seiring dengan zaman dan fenomena sosial yang menjakiti masyarakat.
Quarter-life crisis dikatakan terjadi pada mereka yang berada pada kisaran usia 20an tahun hingga jelang 30 tahun. Mereka yang mengalami ini mengaku stress, cemas hingga depresi yang berakibat pada penentuan pilihan hidup Dan tanggung jawab.
Baiklah, kita akan membahas apa yang bisa mereka lakukan untuk mengatasi krisis ini sebagai berikut:
1. Percayalah krisis itu normal
Krisis dapat terjadi pada siapa saja, tanpa mengenal status sosial, pendidikan dan kategori lainnya. Ini hampir dihadapi setiap orang di seluruh dunia. Melalui krisis ini, Anda percaya bahwa hidup itu butuh perjuangan. Tak ada yang sia-sia dengan apa yang Anda perjuangkan itu.
2. Hentikan hidup dari Media Sosial
Melihat kehidupan orang lain, Anda bisa saja iri dan terpicu stress. Mereka punya kehidupan sendiri, Anda juga. Rehatlah sejenak dari kehidupan media sosial yang membuat Anda merasa terkurung! Lakukan hobi yang Anda suka agar bisa mendapatkan suasana baru. Detox dari media sosial itu perlu agar Anda melihat hidup ini yang sebenarnya, bukan dari sudut pandang orang lain.
3. Fokus pada tujuan
Tulislah apa yang menjadi tujuan hidup atau target yang membuat Anda lebih fokus! Fokuskan rencana hidup Anda pada apa yang Anda buat, bukan apa yang orang lain lakukan. Dengan menulis apa yang ada dalam pikiran Anda, ini akan membuat Anda mengingat apa yang ingin Anda raih.
4. Minta dukungan orang lain
Sebagai makhluk sosial, kita perlu seseorang yang bisa mendukung dan membimbing kita. Sebut saja dia adalah mentor, ibu/ayah, kakak, guru, mantan dosen, dsb yang bisa mengingatkan Anda meraih cita-cita dan melewati krisis yang dialami.
5. Berani terima perubahan
Sejatinya hidup adalah perubahan yang senantiasa tidak bisa ditebak. Ingin lulus kuliah empat tahun, Anda terpaksa tidak bisa memenuhinya. Ingin menikah, pacar Anda belum siap. Ingin bekerja, lamaran Anda belum memenuhi kualifikasi. Hadapi itu dengan berani karena itu adalah transisi hidup yang semestinya dilalui tiap orang.
Kesimpulan
Krisis bukan sesuatu yang “mengerikan” melainkan sesuatu yang “menguatkan” untuk membuat kita tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Siapa pun Anda beranilah menghadapi krisis itu sebagai bagian dari hidup!
Anda sendiri bagaimana?