Sebagaimana yang saya ceritakan bahwa Hari Libur di Jerman ada yang berlaku untuk semua negara bagian di Jerman seperti tanggal 25 dan 26 Desember yang dirayakan sebagai Hari Natal.
Namun ada Hari Libur yang hanya dirayakan untuk beberapa negara bagian. Seperti pada hari ini menjadi hari libur hanya untuk wilayah tempat tinggal saya dan sebagian Bundesland (=negara bagian) lainnya.
Sejarah hari libur pada hari ini masih berkaitan dengan tradisi liturgi Katolik yang masih diyakini hingga sekarang dan sejarah Zaman Kuno ketika masa jemaat Kristen Awal.
Bagaimana pun sejarah kemunculan agama Kristen terjadi juga di Masa kekaisaran Romawi. Itu berarti wilayah Eropa menjadi bagian dari Pemerintahan Romawi masa itu.
Pada abad 4 Masehi Kaisar Romawi mengeluarkan instruksi untuk menghormati para Orang Kudus dan Martir yang telah wafat demi kemuliaan Tuhan maka dicetuskan 1 November sebagai Hari Raya Orang Kudus. Sebutan ini dalam bahasa Jerman menjadi “Allerheiligen” atau dalam bahasa Inggris disebut All Saints Day.
Tradisi ini yang saya rayakan di Indonesia juga sama. Kami biasanya pergi ke Gereja dan atau mengunjungi makam. Kita mendoakan orang-orang yang sudah meninggal yang menjadi bagian dari keluarga. Ada yang menuliskan nama keluarga yang sudah meninggal untuk dibacakan, tetapi ada pula yang membawa foto mereka yang sudah meninggal. Sebagian lagi menyelenggarakannya langsung di pemakaman.
Serupa dengan apa yang saya lakukan di Indonesia, kami pun melakukan tradisi berdoa di kubur. Apalagi hari ini adalah hari libur, orang-orang Jerman yang family oriented ini datang ke makam keluarga masing-masing. Mereka tidak hanya berdoa saja, tetapi mereka menghiasi makam dengan rangkaian bunga khusus.
Rangkaian bunga yang saya maksud sudah dibahas sebelumnya. Sebutan rangkaian bunga tersebut adalah Grabgesteck. Rangkaian dekorasi bunga ini berbeda dengan rangkaian bunga ketika orang baru saja meninggal.
Grabgesteck biasanya terdiri bunga kering yang dirangkai cantik. Semakin unik dan sulit dekorasinya maka semakin mahal harganya. Bahkan Grabgesteck bisa menjadi status sosial juga untuk sebagian kalangan.
Tahun ini menjadi tahun yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bayangkan bahwa kami kehilangan kedua ayah kami bersamaan. Tahun lalu tidak ada tradisi kubur dikarenakan pandemi di Jerman.
Satu kutipan indah, dalam bahasa Jerman seperti di foto di atas. “Der Weg des Lebens ist begrenzt, aber die Erinnerungen sind Unendlich.” Bahwa jalan hidup terbatas, tetapi kenangan itu tak terbatas. Itu sebab kita mendoakan mereka yang sudah meninggal.
Begitulah tradisi yang sampai sekarang masih dilaksanakan sebagian orang-orang Jerman, termasuk saya dan keluarga.