Hari ini di Bavaria, tempat tinggal saya merayakan Aschermittwoch atau dalam Bahasa Indonesia disebut ‘Hari Raya Rabu Abu’ yang bisa dilihat detilnya pada link yang ditautkan. Berikut adalah menu ikan yang banyak disajikan pada hari ini dengan berbagai kreasinya, termasuk kreasi berikut.
Ini berbeda dengan selera Indonesia yang kaya rempah. Ikan di Indonesia bisa disajikan selain hanya digoreng. Ikan berbumbu kuning, berkuah asam hingga ikan bersaus pedas atau balado. Belum lagi pepes ikan, somay ikan, pempek ikan hingga tekwan ikan yang semuanya aduhai nikmatnya.
Di sini ikan hanya digoreng atau diberi tepung sehingga menjadi fish and chips yang seleranya begitu mudah diterima di lidah manapun. Saat saya membaca menu ikan di papan informasi kantin kampus, lidah saya langsung tergiur. Wah, ikan bersaus kari dengan sayuran.
Ikan yang digunakan adalah ikan seelachs, sejenis ikan salmon juga tetapi dagingnya berwarna putih. Ikan seelachs dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai ikan coalfish. Dalam Bahasa Indonesia, ikan ini begitu sulit dicari padanan katanya. Ikan coalfish paling banyak berada di perairan Alaska.
Setelah mengantri makanan, saya berhasil mendapatkan menu ikan berkari sayuran . Harga menu ini lebih mahal daripada menu dengan pilihan daging. Begitulah, menu ikan di sini. Tampak sayuran berkuah kari dengan side dishes adalah nasi bio. Ini membuat saya semakin penasaran.
Rupanya saus kari di Jerman itu ada dua. Kuah kari berasal dari negeri gajah putih atau kuah kari dari negeri Bolywood. Rupanya kuah kari pada menu yang saya pesan adalah kuah kari dari negeri yang terkenal dengan Taj Mahal itu.
Mungkin ini bisa menjadi inspirasi Anda, perpaduan kuliner dua negara. Menurut saya, makan ikan dalam kuliner lokal lebih sering dengan kentang. Jarang sekali, saya menikmati ikan dengan nasi. Namun kali ini, menu terasa perpaduan selera kuliner yang bervariasi.
Selamat memasuki Masa Prapaskah bagi Anda yang merayakannya!