
Masih berkaitan dengan makanan favorit saya lainnya di Indonesia selama bulan Ramadhan, kali ini saya menceritakan pengalaman membuat kolak biji salak. Bagaimana pun saya ikut larut mencicipi berbagai panganan yang disajikan sebagai jajanan street foods. Selain kolak yang diceritakan sebelumnya, ada juga kolak biji salak.
Jujur saya belum pernah membuatnya selama tinggal di Indonesia. Membeli satu porsi sudah cukup buat saya. Namun begitu tiba di Jerman, saya bereksperimen di dapur saya yang belum tentu itu berhasil seperti kolak biji salak ini.
Setelah ketiga kali percobaan saya berhasil membuatnya dengan resep yang mudah, tanpa susu bubuk dan hanya gunakan tepung tapioka saja. Adonan yang disebut biji salak ini memang memerlukan perhatian khusus agar teksturnya pas.

Bahan yang diperlukan:
- Ubi kuning sekitar 250 gram
- Gula pasir 3 sendok teh
- Tepung Tapioka 8 sendok
- Garam secukupnya
- Gula merah
- 1 liter untuk seduh kuah gula merah
- Daun pandan
- 100 ml santan kelapa
- 300 ml air untuk seduh santan kelapa
Langkah membuatnya:
Kukus/rebus ubi kuning hingga matang. Kemudian haluskan ubi sehingga menjadi adonan yang halus. Tambahkan gula pasir dan sedikit garam.
Lanjutkan dengan tambahan tepung tapioka ke dalam adonan ubi kuning. Bentuk adonan menjadi bulatan yang akan disebut sebagai biji salak.
Siapkan panci untuk seduh kuah gula merah. Tambahkan daun pandan, gula merah dan garam. Masak hingga mendidih.
Masukkan biji salak yang sudah dibentuk. Angkat dan tiriskan biji salak jika bola-bola sudah terangkat naik ke atas.
Untuk mendapatkan kuah gula merah, saring kuahnya agar dingin dan menjadi sirup saat dihidangkan.
Siapkan panci berisi air untuk santan kelapa. Masukkan garam, santan kelapa dan daun pandan. Jika ada, tambahkan 1 sendok tepung terigu/maizena untuk membuat larutan yang kental.
Sajikan kolak biji salak dengan kuah gula nyerah dan santan.
Selamat mencoba di rumah!