Denmark (9): Butter-Strudel, Semacam Roti Khas Kopenhagen

Saat kami mendatangi Kopenhagen dan menginap beberapa malam di sana, kami banyak menemukan banyak kesamaan kuliner antara Jerman – Denmark. Negeri tetangga Jerman ini pun punya aneka pastry yang juga enak dan lezat yang sayang untuk dilewatkan. Menikmati secangkir kopi dan kue di Nyhavn juga ide menarik loh.

Seperti kali ini pastry yang dibahas adalah rasa manis dan lezat khas Kopenhagen. Pastry ini pun mudah juga dijumpai di Jerman, maksud saya, tersedia di supermarket juga loh. Namanya Butter-Strudel yang dituliskan demikian atau Butterstruddel.

Butter-Strudel harus dibedakan kue tradisional dari Jerman, Apfelstrudel. Kata “Strudel” memiliki dua makna dalam Bahasa Jerman. Saya ambil makna yang berkaitan dengan dunia pastry. Strudel adalah makanan yang dibuat dari adonan yang diregangkan sangat tipis, di atasnya diberi potongan apel dan kismis atau isian lainnya, digulung dan dipanggang atau direbus.

Dari pengertian di atas, jelas mengapa kue tradisional tersebut bernama Apfelstrudel karena sesuai penjelasan dan rasa apel berdasar potongan apel di dalamnya. Tentang kue ini saya bahas kemudian, kini bagaimana dengan Butterstruddel?

Bahasa Denmark masih memiliki rumpun yang sama dengan Bahasa Jerman. Bisa jadi Butter-Strudel adalah adonan kue yang terbuat dibuat dengan cara direnggangkan tipis. Isiannya bisa ditaruh kismis dan poppy seeds. Di Jerman kami menyebut “Poppy Seeds” sebagai Mohnsamen.

Pilihan pastry Butter-Strudel lainnya adalah hanya berisi kismis saja. Kata Butter bisa merujuk pada butter sebagai bahan utama pembuatannya, bukan Margarin atau Mentega. Itu pemikiran saya.

Jika kita mencari tahu banyak soal Butter-Strudel maka merujuk kuliner khas Kopenhagen. Ini seperti bagaimana kita mencari tahu soal pastry Croissants, yang lebih mendunia dan tercipta pertama kali di Austria pada 1683. Semula saya berpikir itu kue pastry dari Prancis.

Rupanya tak hanya saya saja yang menduga Croissant dari Prancis, banyak kenalan saya pun demikian. Sejarahnya konon Croissant ini disajikan ke Raja Louis XVI pada saat menikahi Marie Antoinette yang berasal dari Austria tahun 1770. Nah, migrasi kuliner ‘kan.

Kembali ke Butter-Strudel yang mungkin saja bisa menjadi populer karena pastry ini enak dan cocok juga untuk sarapan pagi yang praktis. Minum kopi ditemani Butter-Strudel ternyata nikmat juga loh.

Apakah Anda tertarik untuk mencobanya?

Advertisement