
Cerita terakhir saya tentang Schloss Herrenchiemsee berakhir di sini. Berhubung di dalam istana, kami tidak diperbolehkan mengambil dokumen foto apapun karena terpasang kamera pengawas dan petugas pemantau sehingga kami benar-benar fokus pada penjelasan Tour Guide.
Setelah kami menikmati es krim di kafe, terletak di sebelah istana, kami langsung menuju baris antrian. Untuk masuk ke istana ini, pengunjung wajib mematuhi jadwal masuk sesuai kelompok bahasa pengantar, Bahasa Inggris atau Bahasa Jerman. Aturan ini mirip seperti di Kastil Neuschwanstein dan Istana Linderhof.

Baca: Mengunjung Kastil Impian Walt Disney
Kami ikut rombongan tur berbahasa Jerman. Istana ini ramah untuk penyandang disabilitas dan orang tua yang membawa kereta bayi. Kelompok diarahkan pada tiap ruang-ruang di istana yang menakjubkan ini. Jika Anda pernah ke Versailles di dekat Paris, istana ini adalah mirip sekali dengan kemewahannya.
Penggagas istana adalah Raja Ludwig II dari Bavaria yang kerap disebut Raja Dongeng karena pada masa kepemimpinannya, dia banyak membangun istana termasuk istana yang mirip Versailles di Prancis. Itu sebab istana ini dijuluki juga “Bayerischen Versailles”.

Baca: Istana Linderhof yang Penuh Misteri
Sang Raja seperti tidak peduli tentang berapa banyak emas yang dikeluarkan untuk membangun kemewahan istana ini. Schloss Herrenchiemsee adalah istana terakhir dari mega proyek Sang Raja. Meski begitu, Sang Raja pun tak sempat menikmati kenyamanan, keindahan dan kemewahan istana ini.
Raja Ludwig II dari Bavaria dikabarkan hanya sempat berdiam beberapa hari saja di Schloss Herrenchiemsee. Sang Raja ditemukan tidak bernyawa di Danau Starnberger, yang akan saya ceritakan berikutnya. Meski begitu, istana mewah ini pun tak sepenuhnya selesai dikarenakan kendala keuangan.

Baca: Schloss Nymphenburg, Munich yang Jadi Kelahiran Raja Ludwig II dari Bavaria
Tiap ruang yang didesain mirip sekali dengan istana Versailles. Bahkan ubin atau lantainya yang menjadi lokasi pertama kami merupakan marmer terbaik dunia. Istana ini banyak didominasi warna biru yang menjadi warna favorit Raja Ludwig II dari Bavaria seperti gorden, taplak meja, atau interior dalamnya.
Total pembangunannya adalah sekitar 350.000 Gulden yang merupakan jumlah yang besar pada masa itu. Sang Raja Ludwig II memang seorang yang berjiwa seni. Dia banyak melibatkan seniman termasuk lukisan indah yang menghiasi langit-langit istana atau lukisan dinding istana. Semuanya benar-benar membuat decak kagum.
Contoh ruang di istana seperti ruang kerja raja yang didominasi warna biru. Ruang kamar tidur Raja yang mewah dengan nilainya fantastis seperti di Paradis. Ruang tidur ini disebut “Paradiesschlafzimmer”. Kamar tidur terhubung dengan kamar mandi bagian bawah, yang berisi bathtub yang luas sehingga membutuhkan pengisian air selama lebih dari 8 jam karena begitu luasnya.
Baca: Museum Berisi Kereta Kencana di Munich
Terakhir yang menarik adalah bagaimana tercipta inovasi ruang makan raja. Ketika datang ke istana ini, orang berpikir bagaimana raja bisa makan. Rupanya ada semacam mesin mekanik untuk mengantarkan makanan raja tetapi tidak ada dapur di istana ini. Makanan/minuman raja disiapkan di Augustiner-Chorherrenstift yang letaknya adalah 20 menit berjalan kaki.
Istana ini tak selesai dibangun. Setelah puas berkeliling istana dan mendengarkan penjelasan Tour Guide, kami bisa berkunjung ke museum yang lokasinya bersebelahan dengan istana. Museum ini bebas masuk dan tanpa tour guide.
Pengunjung bisa melihat dan membaca berbagai petunjuk tentang Raja Ludwig II dari Bavaria ini, mulai dari kelahiran hingga kematiannya. Di sini dijelaskan berbagai informasi dan peninggalan semasa hidup Sang Raja. Misalnya bagaimana dia membatalkan pertunangannya, kemudian ditemukan surat cinta untuk seorang lain dengan nama bukan tunangannya.
Raja Ludwig II memiliki impian pembangunan istana di beberapa lokasi, termasuk lokasi yang belum sempat terbangun. Sang Raja hidup dalam penuh kemisteriusan seperti bagaimana perjalanan cintanya, penyakit yang dialaminya hingga bagaimana kematiannya. Dia ditemukan wafat tenggelam di danau Starnberger, yang diceritakan kemudian.
Begitulah cerita kunjungan ke Schloss Herrenchiemsee yang mungkin menarik Anda untuk berkunjung pula.