
Siapa pun pasti pernah marah dalam hidupnya. Mengapa? Marah adalah emosi yang wajar dalam hidup manusia. Marah bisa jadi cara kita menyampaikan sesuatu yang tidak tepat.
Hewan pun menjadi marah ketika mereka terusik atau terancam. Demikian para peneliti mengobservasi salah satu emosi manusia yang paling dasar, marah. Namun manusia perlu waspada agar marah tidak menjadi patologis.
Orang yang memiliki tabiat marah atau perilaku marah yang sering tentu tahu bahwa marah itu menimbulkan risiko kesehatan seperti jantung dan tekanan darah. Saat marah, jantung memompa 4 kali lipat.
Frustrasi emosional berupa kemarahan bisa berujung sangat ekstrim ketika itu merusak. Contoh ada orang yang marah selalu menghancurkan barang-barang di sekitarnya sebagai luapan emosionalnya.
Kemarahan lainnya misalnya berdampak pada relasi orang tersebut. Bagaimana orang bisa kehilangan orang yang dicintai hanya karena marah. Lainnya orang bisa saja kehilangan pekerjaan hanya karena marah.
Marah bisa berujung pada kasus hukum sehingga marah lebih daripada sekedar luapan kekecewaan atau reaksi atas situasi yang mengancam dirinya.
Marah memang emosi yang mendasar, tetapi bagaimana pun kita harus tahu bagaimana mengendalikannya, bukan kita dikendalikan oleh perasaan emosional. Itu sebab saya menyebut berhati-hati agar tidak menjadi patologis.
Marah sebenarnya didefinisikan sebagai kondisi internal seperti yang mengancam, menyerang atau membahayakan situasinya. Namun marah menjadi konstruksi yang diperluas sebagai tabiat, perilaku terprovokasi hingga perilaku kejahatan kemanusiaan.
Rupanya kemarahan yang demikian dipicu oleh pengalaman masa lalu yang membentuk seseorang yang dipicu kondisi negatif. Elemen utama yang mendasarinya adalah cinta.
Bagaimana marah menurut Anda sendiri?