
Seorang ibu bercerita pada saya tentang perasaannya yang begitu “blue” yang semula saya pikir adalah Seasonal Affektive Disorder (SAD) yang terjadi musiman terutama terjadi pada musim dingin sekarang.
Saya mengenalnya sebagai pribadi yang begitu ceria sehingga ketika dia mengaku depresi, saya menjadi terkejut.
Baca: Kenali Seasonal Affektive Disorder (SAD) di Saat Winter
Saya melihat energinya yang luar biasa menyiapkan hari kebesaran umat nasrani di seluruh dunia tersebut. Dia bekerja keras agar dapat membelikan hadiah Natal untuk anak-anaknya.
Dia menyanggupi semua hadiah keinginan anak-anaknya, tetapi apa daya semua itu belum cukup. Usai Natal, dia merasa sedih, Shock, kecewa, suasana hatinya langsung down dan menjadi tak bersemangat ketika kami membicarakan rencana tahun baru.
Baca: Natal Memberi Kesedihan, Alasannya?
Anak-anaknya pergi keluar rumah setelah Hari Raya Natal dan rumah menjadi sepi kembali. Dekorasi Natal masih terpasang. Semangat dan keriaan Natal telah surut.
Depresi dan suasana hati musiman ini bisa saja terjadi di sekitar kita tanpa disadari. Hari raya yang seharusnya menjadi sumber sukacita justru tidak terkendali karena kita tidak tahu caranya.
Baca: 10 Hal Berkaitan dengan Natal di Jerman
Saran saya, rencanakan sesuai kebutuhan dan Budget Anda. Jangan terlalu memaksa sehingga Anda begitu kecewa setelah melihat tagihan kemudian. Anda merasa lelah setelah harus membersihkan atau menata ulang perabotan.
Lainnya adalah mengajak orang-orang yang Anda cintai untuk mulai merayakannya bersama maka akhiri pula bersama-sama. Jangan biarkan Anda sendirian saat hari raya. Hindari konflik, turunkan ego Anda!
Anda yang paling tahu kondisi Anda sebenarnya. Meski para tenaga profesional sedang berlibur Natal dan Tahun Baru sementara kondisi Anda tak terkendali, carilah orang lain yang mengerti Anda!
Bagaimana menurut Anda?