
Tempat berikut ini pernah saya bahas saat hampir sepuluh tahun lalu dengan Link cerita yang ditautkan, kemudian foto-foto dulu yang diambil kurang begitu menarik. Dahulu saya mendokumentasikannya pakai Hape yang mungkin tampak kurang menarik dibandingkan sekarang.
Akhirnya saya kembali sembari mengambil foto-foto yang menarik untuk dijadikan cerita kedua kalinya di sini. Tempat yang dimaksud bernama Kloster Andechs yang jaraknya 40-an Kilometer. Kloster yang dibangun bergaya Rococo ini telah ada sejak abad pertengahan di Jerman.

Tentang gaya arsitektur Rococo yang mendominasi gereja Katolik pada masa itu, bisa dicek cerita kunjungan saya di Austria dalam Link yang ditautkan.
Gaya arsitektur Rococo tampak terlihat dari suasana interior gereja yang luar biasa indahnya. Kata rococo dipopulerkan di Perancis pada akhir abad 18. Istilah ini merujuk bukan pada bangunannya tetapi lebih pada detil ornamen yang menghiasi Gereja. Hal ini bisa dilihat pada ukiran di kursi umat semacam hiasan palem atau tanaman merambat.

Kloster yang disebut biara dalam Bahasa Indonesia dikelola oleh Ordo Santo Benediktus sejak abad 13. Tempat ini terbuka untuk umum dan masih aktif melayani umat hingga sekarang.
Kami datang saat Vatertag yang menjadi kebiasaan orang-orang di sini merayakan Hari Ayah dan memenuhi sukacita di berbagai tempat, termasuk di Biergarten. Biergarten ini tersedia tak jauh dari Biara Andechs, mengapa?

Sebagaimana cerita artikel pertama tentang Kloster Andechs, bir menjadi produksi para biarawan di sini. Produksi bir mereka juga cukup dikenal cita rasanya sehingga Hari Ayah kemarin Biergarten mereka dipenuhi pengunjung.
Kami tidak datang ke Biergarten, tetapi Gereja yang sudah dikenali ribuan tahun lalu. Konon Gereja ini terbuka juga untuk kunjungan turis seperti tampak di depan kami pemandu sedang menjelaskan ke sekelompok turis tentang interior dan sejarah kapel.

Turis bisa juga berkunjung ke tempat penyulingan produksi bir dan bisa langsung mencicipinya di dekat situ. Selain itu, pengunjung bisa datang ke menara biara yang berada di ketinggian 700 Meter dari permukaan laut.
Saya sarankan ke sini pakai alas kaki yang super nyaman untuk mendaki. Jalananya cukup tinggi dan melelahkan. Bagi mereka yang menerobos perbukitan sebaiknya berhati-hati karena jalannya cukup curam.

Untuk menjangkaunya dari Kota Munich, Anda bisa berangkat dari Hauptbahnhof München atau Stasiun Marienplatz dengan S-Bahn 8. Begitu banyak yang datang ke biara ini ke Gereja yang menyimpan relikui orang kudus. Lainnya mencoba racikan birnya yang sangat enak.
Kami datang saat terjadi Volkfest dan keriaan Hari Ayah yang dirayakan di Jerman tiap Hari Kenaikan Yesus Kristus ke Surga. Selain itu tersedia toko yang menjual benda-benda rohani yang dibutuhkan umat.