Pertama kali saya menikmati Schnitzel ditulisnya adalah Wiener Schnitzel di salah satu hotel berbintang kala saya masih bertugas di Indonesia. Kebetulan pilihan makan malamnya hanya gaya Western.
Saya hanya tahu saat itu Schnitzel adalah daging pipih bertepung dan dibungkus tepung. Penyajiannya selalu dengan kentang.
Begitu tiba di Jerman, saya baru tahu aneka Schnitzel entah yang berbeda-beda isian dagingnya, side dishes-nya hingga saus yang menyertainya. Bahkan namanya berbeda-beda.
Suami menjelaskan kalau Wiener Schnitzel yang menjadi original dari segala Schnitzel yang saya kenal. Kebetulan saat berpergian ke Wina, ibukota Austria itu, saya pun berjanji untuk mencoba rasa original Schnitzel tersebut.
Wiener Schnitzel itu selalu pakai daging sapi. Itu yang membuatnya dikenal sebagai Schnitzel asli. Tak hanya itu, Schnitzel yang dikenal di Indonesia memakai saus pedas.
Sebagian penyajian Schnitzel kerap memakai saus tomat sebagai dekorasi atau memang sengaja diletakkan di situ.
Pada Wiener Schnitzel yang diceritakan sekarang adalah disajikan dengan Preiselbeeren, semacam saus Cranberries yang dihaluskan dan menjadi cocolan potongan daging Schnitzel.
Awalnya saya tidak ingin mencobanya karena terdengar aneh. Setelah saya mencobanya, luar biasa. Ini lezat sekali!
Saus Cranberries ini memang dijumpai dalam sajian lain dari Austria seperti Kaiserschmarrn atau dessert lainnya. Resep pembuatannya konon berasal dari Tirol, Austria.
Buah Cranberries ini dipilih dan direbus. Untuk 1 kilo Cranberries misalnya perlu 500 ml liter dan 700 gram gula pasir. Rasa asam manis saus Cranberries lebih tepat daripada rasa pedas asam saus tomat.
Awalnya saya menduga Schnitzel saya disajikan bersama saus tomat. Ternyata itu bukan saus tomat, melainkan saus Cranberries.
Apakah Anda pernah menikmati seporsi Wiener Schnitzel dengan saus Cranberries?
Make it in your life 