
Hari kasih sayang baru saja berlalu, ternyata hubungan asmara yang terhitung hari berakhir begitu saja. Begitu salah seorang kenalan menceritakan kisah asmaranya yang baru saja putus cinta.
Ketika saya mendengarkan cerita asmara yang terjadi pada kenalan pria dan wanita, rupanya terdapat perbedaan loh. Misalnya bagaimana perempuan dan laki-laki punya gaya yang khas mengomunikasikan permasalahan kandasnya hubungan asmara mereka.
Dalam sebuah Studi dikatakan bahwa pria lebih sebenarnya lebih sulit move on ketika putus cinta dibandingkan perempuan. Laki-laki mencari bantuan online untuk mengekspresikan rasa sakit hatinya.
Bagaimana peneliti bisa tahu? Mereka melacak dari pilihan kata yang disampaikan laki-laki daripada perempuan. Sementara perempuan lebih mudah move on karena gaya komunikasi yang ekpresif.
Melalui platform online yang menjadi alat ukur Studi tersebut tampak perbedaan pria dan wanita sebagai penanda pilihan kata-kata atau makna Linguistik. Misalnya perempuan lebih memilih kata “I” dalam kandasnya hubungan sedangkan laki-laki lebih suka pakai kata “We”.
Keterampilan komunikasi perempuan yang ekspresif dipandang membantunya mengatasi rasa sakit akan kandasnya asmaranya. Meski terlihat perempuan rentan akan keterikatan, tetapi sebenarnya para pria lebih sulit mengatasi sakit hati yang dialaminya.
Saya pikir cara pandang tradisional bahwa pria begitu kuat atau tegar dalam hidup, tidak selalu begitu. Mereka cepat-cepat mencari pengganti dibandingkan perempuan.
Perempuan yang dianggap rentan dalam pandangan tradisional, sejatinya mereka lebih kuat. Mereka tidak terikat (lagi) ketika hubungan itu sudah kandas.
Bagaimana menurut Anda?