Makanan Khas Asia (97): Vegan Bún chay – Vietnamese Noodle Salad

Makanan berikut ini adalah makanan vegan yang sudah berkali-kali saya coba dan selalu enak untuk dinikmati sebagai makan siang atau makan malam. Sejenis salad dengan rasa asam manis ditambah dengan kecap ikan.

Salad berisi daun warna-warni yang dibuat Fresh ini bagi saya benar-benar cocok di lidah saya yang ingin sekali makan kenyang dengan sayuran. Ternyata ini mengenyangkan karena ada bihun yang menjadi khas mi asal Vietnam.

Baca: Salad Asam Manis Pakai Daging Sapi Ala Vietnam

Ketika lidah saya mencicipinya, saya bisa merasakan daun khas seperti daun mint dan daun ketumbar yang kerap disajikan saat saya memesan makanan di Vietnam. Semua disajikan fresh, kecuali bihun dari beras yang sudah dimasak sebelumnya.

Makanan yang originalitasnya berasal dari Hanoi ini memang sudah digemari oleh turis dan sudah mendunia. Tercatat salad ini telah ditulis oleh seorang wartawan pada kisaran tahun 1980-an sebagai makanan favorit.

Baca: Salad Sayuran dari Kamboja

Saus campuran yang dibuat terpisah dengan isian rempah Asia dan kecap ikan, membuat siapa saja suka dengan Rasa asam, asin, dan manis bersamaan. Sepertinya ada jeruk nipis yang membuatnya rasanya begitu segar. Saya menyukainya.

Oh ya konon Bún Chay tersedia juga dengan non vegan. Mereka biasa memasukkan daging panggang mulai dari ayam panggang, daging sapi panggang hingga daging babi panggang.

Baca: Yam Nua, Salad Pakai Daging Sapi dari Thailand

Bagi saya, salad dari negeri Indochina ini memang memiliki rasa otentik yang khas dengan sayuran yang khas pula. Mereka bisa memasukkan daun ketumbar dan daun mint serta saus kecap ikan yang begitu menggoda lidah.

Mereka juga memasukkan tumbukan kacang tanah yang sudah disangrai. Selain itu, mereka memasukkan irisan mangga muda sebagai pelengkap rasa asam manis yang terasa segar di lidah.

Baca: Mi Pho A dari Vietnam Dimakan di Jerman

Saya bisa membayangkan bagaimana masakan Indochina ini memang begitu menggoda, ketika saya menyambanginya beberapa tahun lalu. Beruntungnya lidah saya menyukai otentik rasa masakan mereka, ketika di kota saya tidak tersedia masakan nusantara.

Apakah Anda tertarik mencobanya?