
Setiap orang di dunia ini, apapun kebangsaan, status sosial dan latar belakangnya memiliki waktu yang sama. Setiap hari setiap orang punya waktu 24 jam, tidak kurang dan tidak lebih. Ketika saya membicarakan waktu untuk blogging dan meditasi tiap hari, sebagian orang terkejut, bagaimana saya melakukannya.
Semua pasti setuju kalau kita tidak bisa membeli masa lalu. Itu sebab pepatah mengatakan hiduplah sekarang. Lakukan yang terbaik di hari ini. Bagaimana pun, siapa yang dapat menguasai waktu, mereka menguasai hidup.
Berikut saran mengelola waktu yang super pendek, rangkuman dari berbagai sumber:
1. Buatlah skala prioritas
Time is money. Itu betul. Setiap hari saya membiasakan untuk membuat daftar pekerjaan yang rutin dan non rutin. Apa yang membuat saya rutin mengerjakannya, biasanya berkaitan dengan tujuan dan nilai hidup saya.
Begitu pun ketika kita sudah mengetahui apa yang menjadi tujuan hidup, seperti menyelesaikan studi atau bekerja di perusahaan, kita akan memprioritaskan dulu apa yang diyakini.
Agar efisien, beri skala prioritas mulai dari mendesak + penting hingga tidak mendesak + tidak penting. Anda bisa mendahulukan apa yang bisa dikerjakan.
Buatlah keputusan manajemen waktu versi terbaik Anda. Jika orang lain multitasking, maka hindari hal tersebut bila Anda tak mampu melakukannya. Bila Anda lebih produktif malam hari, lakukan itu sesuai versi terbaik Anda.
2. Temukan polanya dan biarkan sistem yang bekerja
Setelah bekerja di Jerman, saya memelajari bagaimana sistem yang akhirnya bekerja. Untuk hal remeh dan sekecil apapun, misalnya mengganti seprei dan memasang seprei baru. Ada sistemnya sehingga tak perlu waktu ekstra untuk membuatnya.
Ketika saya tahu bahwa blogging itu bisa direncanakan maka saya siapkan “Bank Konten” yang secara digital bisa berjalan sesuai rencana. Saat saya senggang saya memastikan semua sistem berjalan sesuai jalur.
3. Latih berkata “Tidak” untuk semua kesempatan
Saat saya harus menyelesaikan Skripsi saya sembari bekerja, saya harus mengurangi aktivitas sosial saya agar semua berjalan sesuai rencana. Saya memang terpaksa untuk berkata “Tidak” untuk aktivitas sosial yang tidak penting. Karena skripsi dan bekerja itu lebih penting.
Jika ingin menguasai waktu, kita memang harus bersikap keras mengatakan “Tidak” pada semua kesempatan. Ini bukan berarti kita tidak bisa menikmati hidup melainkan kita memberikan batasan sehingga dapat menempatkan prioritas hidup.
Aktivitas sosial dan menikmati hidup pun penting tetapi saat ini Anda punya tujuan yang harus segera diselesaikan. Bagaimana pun skripsi dan bekerja itu kebutuhan, tetapi aktivitas sosial saya pada saat itu hanya keinginan saja misalnya.
4. Kerjakan selagi bisa, hindari penundaan
Apa yang membedakan Procrastinating dengan menunda bagi pemalas adalah dua hal yang berbeda. Mereka dengan Procrastinating bukan pemalas, mereka hanya tidak percaya diri, tidak mampu, punya masalah psikologis saat mengerjakannya hingga merasa tak berdaya.
Sementara menuda bagi pemalas adalah mereka tidak memberikan prioritas pada sesuatu hal meskipun mereka punya kemampuan/potensi untuk melakukannya. Mereka yang sukses adalah mereka yang rajin, bukan pemalas.
Selagi Anda bisa, lakukanlah meski itu hanya selangkah. Anda bisa memecahkan tugas yang banyak menjadi beberapa tugas kecil agar tidak membuat kita frustrasi. Buatlah secara bergilir, dimulai dari bagian yang mudah dan bisa dilakukan terlebih dulu.
Kesimpulan
Keputusan mengelola waktu ada di tangan setiap orang. Tidak ada orang di dunia yang dapat Privilege sehingga punya waktu lebih banyak dari orang lain. Semoga bermanfaat!
💜
LikeLiked by 1 person