CERPEN (3): Begitulah Cinta, Begitu Sulit Dijelaskan

Berikut adalah Reblog untuk cerita fiksi yang pernah dimuat pada 11 Agustus 2010 dan 27 Juni 2020. Cerita ini adalah hasil refleksi dan imajinasi saya. Selamat membaca! Seorang Perempuan berparas cantik namun sayang Tuhan memberikan takdir buta saat ia memasuki usia remaja. Setiap hari Perempuan itu memandang diri di cermin. Ia meraba wajahnya yang cantik. … Continue reading CERPEN (3): Begitulah Cinta, Begitu Sulit Dijelaskan

Advertisement

CERPEN (9): Di Bawah Patung Bunda Maria

Ilustrasi. Ini adalah reblog dari https://liwunfamily.com/2008/11/23/dibawah-patung-bunda-maria/ Date: November 23, 2008Author: Anna Liwun0 Comments Waktu menunjukkan pukul 19.10 wib tetapi misa minggu sore belum berakhir. Resah. Itulah yang dirasakan oleh Perempuan itu. Ia pun bergegas membereskan teks misa dan buku Puji Syukur di hadapannya. Perempuan itu berdecak lagi, menggoyang-goyangkan kedua kakinya naik turun, menggumam sambil menengok … Continue reading CERPEN (9): Di Bawah Patung Bunda Maria

CERPEN (46): Cinta dalam Secangkir Kopi Panas

Ini adalah Reblog dari artikel yang sudah tayang sebelumnya pada tanggal 29 September 2015. "Ayo diminum kopinya. Kalau dingin, rasanya gak enak," kata ibu penjual warung kopi membuyarkan lamunanku. Slurput. Aku meminumnya seteguk sambil menghisap rokok di tangan kananku. "Kalau ngopi, harus merokok juga ya, nak?" Aku bingung jawabnya. Aku rapikan rok mini yang sedikit … Continue reading CERPEN (46): Cinta dalam Secangkir Kopi Panas

CERPEN (6): Balada Perempuan

"Sungguh aku tidak tahu jalan mana yang harus kupilih" keluhku. Perempuan itu berjalan terus dan meraba-raba setiap benda yang disentuhnya. "Aku buta, aku menyerah, tolong bantu aku!" pintanya sekali lagi. "Jangan menyerah, kamulah yang menemukan tujuanmu!" kata suara itu. "Lalu, apa yang harus aku lakukan?" perempuan itu menyahut sambil terus berjalan. "Mengapa jalan yang kulalui … Continue reading CERPEN (6): Balada Perempuan

CERPEN (9): Dibawah Patung Bunda Maria

  Waktu menunjukkan pukul 19.10 wib tetapi misa minggu sore belum berakhir. Resah. Itulah yang dirasakan oleh Perempuan itu. Ia pun bergegas membereskan teks misa dan buku Puji Syukur di hadapannya. Perempuan itu berdecak lagi, menggoyang-goyangkan kedua kakinya naik turun, menggumam sambil menengok kanan kiri. Ia berharap akan ada orang yang akan segera berkomentar, mendukung … Continue reading CERPEN (9): Dibawah Patung Bunda Maria