CERPEN (8): Pria Bertangan Emas

Ini adalah Reblog di tahun 2008 dan tahun 2020. Cerita ini adalah hasil refleksi dan imajinasi saya. Selamat membaca! Di jaman dahulu kala, ada seseorang yang hidupnya sebatang kara. Hidupnya menjadi terlunta-lunta disebabkan kemiskinannya. Orang tuanya meninggal sejak ia berusia 10 tahun. Ia berdoa sepanjang masa kepada dewa agar ia bisa hidup kaya dan memiliki … Continue reading CERPEN (8): Pria Bertangan Emas

Advertisement

CERPEN (72): Kasih Ayah pada Anaknya

  Ini adalah Reblog dari artikel yang pernah dimuat pada 3 September 2017. Anak: Ayah, mengapa aku harus mengikuti keinginan ayah? Ayah: Karena aku adalah ayahmu, sayang. Aku tahu apa yang kau butuhkan untuk masa depan. Anak: Masa depan seperti apa, Ayah? Ayah: Ayah ingin kau menjadi manusia yang berguna bagi orang lain. Jadi saat … Continue reading CERPEN (72): Kasih Ayah pada Anaknya

CERPEN (65): Mulailah Dari Apa yang Bisa Kau Lakukan!

  Ini adalah Reblog dari artikel berjudul sama yang sudah tayang 19 Desember 2015. Siang itu, seorang anak datang menghampiri ayahnya. Ia bermaksud untuk meminta bantuan ayahnya untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru di sekolah. “Ayah, apakah kau sibuk saat ini?” tanya anak tersebut. “Sedikit,” sahut ayah. “Apakah kau bisa membantu pekerjaan rumahku? Aku … Continue reading CERPEN (65): Mulailah Dari Apa yang Bisa Kau Lakukan!

CERPEN (64): Seberapa Berat Bebanmu?

  Ini adalah Reblog dari artikel yang sudah dimuat pada 2 Juni 2016. Ada seorang murid yang datang kepada guru bijaksana. Dia mengeluh tentang beban hidupnya. Menurut si murid, ia sudah tidak tahan lagi. "Guru, saya merasa hidup ini tidak adil. Beban hidup yang saya pikul terlalu berat, sementara adik saya yang punya pekerjaan mapan … Continue reading CERPEN (64): Seberapa Berat Bebanmu?

CERPEN (63): Lompatlah Melebihi Dari yang Dipikirkan!

Ini adalah Reblog dari cerita pendek dengan judul sama yang sudah diterbitkan pada 18 Februari 2016. Bruk!!!! Aku terjatuh. Sial, lompatannya begitu bagus, umpatku. Si Bapak Tua ini melompat dengan lincahnya di setiap pijakan batu. Dia tertawa melihatku jatuh. Ia menghampiriku lalu mengulurkan tangannya. "Ayo, kamu pasti bisa!" serunya menyemangati. "Jika kau ingin melompat, lihatlah … Continue reading CERPEN (63): Lompatlah Melebihi Dari yang Dipikirkan!

CERPEN (61): Mengapa Kita Tidak Kaya?

Ini adalah Reblog dari artikel berjudul sama yang sudah tayang pada 10 Juni 2016. "Mama, mama..." teriak Anna yang baru saja tiba di rumah sambil melepas sepatu. Ia segera bergegas melepas seragam sekolahnya di kamar dan menggantinya dengan kaos dan celana pendek khas anak umur 10 tahun. "Eh anak mama sudah pulang," sambut ibunya di … Continue reading CERPEN (61): Mengapa Kita Tidak Kaya?

CERPEN (59): “Das ist nicht mein Bier”

(Sumber foto: Dokumen pribadi) Ini adalah Reblog dari cerita berjudul sama yang sudah terbit pada 13 Januari 2015. Sudah lama tak berjumpa dengan abang, sahabat baikku ini. Kami pun bertemu saat saya dan suami sedang berada di Singapura, sementara abang hanya mampir sebentar. Saya tinggalkan suami yang sedang bertemu dengan teman sesama Jerman dan menjumpai … Continue reading CERPEN (59): “Das ist nicht mein Bier”