Ini adalah Reblog dari artikel fiksi yang sudah tayang sebelumnya pada 7 September 2015. “Zwei Kaffee, bitte!” seru abang teman baikku. Abang datang mengajakku ngobrol di warung kopi. Meski warung kopi ini sederhana, entah mengapa ia memuji racikan kopi tempat ini. “Ok!” sahut sang pelayan yang sepertinya sudah terbiasa menerima order dari abang. Bisa jadi … Continue reading CERPEN (50): Kopi yang Tak Pernah Manis
Tag: filosofi kopi
CERPEN (21): Maukah Kau Berbagi Kopi denganku Setiap Pagi?
Ilustrasi. Ini adalah reblog dari artikel sebelumnya yang sudah tayang di sini pada tanggal 17 Februari 2017. –———–———–———–——— Sumpah, aku tak minum kopi. Bau kopi di pagi hari membuatku mual. Aku bahkan hampir muntah saat ayahku membuat kopi untuknya. Setelah aku mengaku tak kuat minum kopi apalagi mencium aromanya, ayah beralih suka minum teh tiap … Continue reading CERPEN (21): Maukah Kau Berbagi Kopi denganku Setiap Pagi?
CERPEN (14): Kualitas Kopi atau Cangkir?
Ilustrasi. Ini adalah reblog dari artikel per 29.08.2014 di link ini. Ada seorang murid bertanya kepada Guru bijaksana tentang tujuan hidup. “Guru, apa sebenarnya tujuan hidup anda sebenarnya?” Sang Guru pun tersipu menjawab pertanyaan muridnya dengan pertanyaan lagi, “Apa tujuan hidupmu juga, anakku?” Mereka pun diam dan saling memandang satu sama lain. Begitulah orang bijak, mereka … Continue reading CERPEN (14): Kualitas Kopi atau Cangkir?
CERPEN (13): Menikmati Hidup Apa Adanya
Ilustrasi. Ini adalah reblog dari https://liwunfamily.com/2014/09/14/menikmati-hidup-apa-adanya/ Kali ini saya diajaknya oleh penikmat kopi lagi untuk ngobrol soal kehidupan. Katanya lebih nikmat jika ngobrol itu sambil minum kopi. Wah, saya tidak punya kopi di rumah. Kami pun sepakat ngopi-ngopi di luar rumah. Karena saya tidak tahu banyak soal kopi dan tempat minum kopi, saya manut saja … Continue reading CERPEN (13): Menikmati Hidup Apa Adanya
Secangkir Kopi Harapan
Harapan itu seperti gula yang dimasukkan ke kopi. Meski sedikit namun gula tersebut cukup memberi rasa manis pada kopi tersebut. Berharaplah yang baik untuk menjadi lebih baik!
CERPEN (12): Meramal Lewat Secangkir Kopi, Anda Percaya?
Rupanya tak puas sekedar minum kopi saja, kali ini teman baik saya ini mengajak minum kopi lagi. Aduh, rasanya tak puas abang satu ini berbicara soal kehidupan dengan saya. Dia ingin ajak saya untuk pergi minum kopi. “Baiklah Bang, kita ketemu di kedai kopi biasa” tuturku menjawab ajakannya lewat telpon. “Kita bertemu sore ya, An. … Continue reading CERPEN (12): Meramal Lewat Secangkir Kopi, Anda Percaya?