Mitos: Kasih Kado Minyak Wangi, Apa Tidak Boleh?

Apakah anda percaya bahwa berpacaran bisa putus hanya karena minyak wangi? Boleh percaya, boleh juga tidak. Namanya mitos. Mitos adalah sesuatu yang diyakini namun melebihi dari logika atau nalar. Misalnya seperti tadi, apa hubungan minyak wangi dan relasi berpacaran?

Begitulah mitos, boleh percaya boleh juga tidak percaya. Saya tahu mitos dari rekan kerja dulu di Jakarta bahwa tidak baik memberikan hadiah minyak wangi kepada pacar atau sahabat. Suatu kali saya beli kemasan mini minyak wangi EDT 10 ml dari merek ternama di Singapura. Karena harganya murah hanya 10$ maka saya membeli beberapa dengan maksud untuk sovenir saat tiba di Indonesia.

Saat tiba di Indonesia, saya berikan minyak wangi tersebut sebagai sovenir kepada rekan kerja. Sisanya saya pakai saja karena ternyata saya suka aromanya. Hanya kepada rekan kerja yang saya pikir dia akan berulang tahun maka saya berikan minyak wangi mini sebagai kado. Minyak wangi ini saya beli dengan merk ternama. Dengan begitu saya yakin wanginya baik dan dapat diterima oleh rekan kerja saya itu.

Apa yang terjadi setelahnya?

Sahabat saya kaget. Saya pikir dia senang dengan hadiah yang saya berikan. Rupanya dia berpikir bahwa memberikan parfum akan berdampak buruk pada relasi persabatan kami. Lalu dia mempertanyakan alasan saya berikan kado tersebut. Saya tidak bermaksud buruk. Saya berpikir dia suka dengan kado saya dari Singapura, lagipula wanginya juga baik. Dia pun diam sesaat di depan komputernya.

Saat makan siang tiba, dia berikan dua ribu rupiah kepada saya. Katanya “Dua ribu ini sebagai simbol bahwa maksud pemberian parfum seolah-olah saya membeli parfum darimu.” Saya bingung. Setelah dijelaskan ini untuk kebaikan relasi persahabatan bersama maka saya terima uang dua ribu rupiah.

Begitulah mitos.

Sambil mengunyah makan siang, tangan saya sibuk mencari informasi kebenaran mitos itu. Ada beberapa informasi yang mengatakan bahwa pemberian minyak wangi akan menyebabkan berakhirnya suatu relasi. Namun informasi lain mengatakan itu hanya mitos.

Saya hanya membayangkan banyak industri mengemas parfum dengan kemasan hadiah terutama menjelang hari Valentine. Lalu apa yang terjadi selanjutnya jika mitos itu benar sementara mereka membeli hadiah itu untuk kekasih atau orang yang dikasihi?

Semua harus logis tetapi mitos tidak bisa diterima oleh nalar. Menurut saya, berakhirnya suatu hubungan tidak ditentukan oleh parfum. Jika memang bukan sahabat baik, atau tidak berjodoh, yah mungkin memang begitu adanya. Bukan ditentukan oleh minyak wangi.

Begini pertimbangan mitos atau tidak memberi hadiah berupa minyak wangi:

Pertama.
Saya pikir tidak semua suka dengan selera dan wangi yang kita berikan untuk hadiah kepada orang itu. Jadi kenali terlebih dulu karakter orang yang akan diberi hadiah!

Kedua.
Belum tentu maksud baik kita memberikan parfum diterima baik. Bisa saja orang tersebut tersinggung dan berpikir bahwa dia memiliki bau badan yang tak sedap. Karena saya pernah punya pengalaman teman kelas sewaktu sekolah dulu. Sewaktu dia ulangtahun, saya dan beberapa teman kelas patungan memberikan minyak wangi. Jadi yakinkan apakah minyak wangi adalah kebutuhannya saat ini? Jika memang dia menyukai wangi dari merek tertentu, anda bisa mencari yang sejenis supaya tepat sasaran.

Hal yang bisa disimpulkan adalah faktor keberlangsungan suatu relasi tidak ditentukan oleh bentuk dan jenis hadiahnya. Kadang dalam memberikan, kita berujar, “Jangan dilihat barangnya ya! Tapi lihat ketulusannya.”

One thought on “Mitos: Kasih Kado Minyak Wangi, Apa Tidak Boleh?

Leave a comment