Ramen yang saya kenal kebanyakan berasal dari restoran yang menjual kuliner khas Jepang. Ramen di Jepang ditulis sebagai berikut ラーメン yang berasal dari 拉麵. Di Jepang memang kami bisa merasakan ramen yang otentik, tetapi migrasi kuliner membuat ramen kini sudah mendunia, termasuk di negeri yang saya tempati.
Menurut kenalan asal Tiongkok, ramen itu juga ada di sana dengan nama berbeda. Mungkin ada benarnya juga karena mie dari negeri tirai bambu kebanyakan terbuat dari tepung gandum yang diberi kaldu daging atau ikan.
Konon Ramen telah ada di Jepang sejak abad 17 dengan kedai pertamanya adalah seorang pengungsi dari Tiongkok yang mencoba peruntungan di negeri matahari terbit. Saat itu negeri Tiongkok dikuasai pemerintahan Manchu. Ini membuktikan bahwa ramen sebenarnya bukan negeri otentik ramen.
Saat kami tiba di Jepang beberapa waktu lalu untuk kunjungan singkat, kami menjumpai variasi ramen yang tak sama dan berbeda. Ramen ada yang pakai topping irisan daging, rumput laut kering bahkan ada yang memberikan jagung pipilan.
Namun semuanya tetap sama bahwa ramen tetap berkuah kaldu dengan miso dan kadang kecap. Ramen di Kyushu berbeda dengan Ramen yang ada di Hokkaido.
Baru-baru ini saya diperlihatkan artikel bahwa konsumsi ramen berlebihan itu tidak baik. Mie ramen yang tak sehat terutama ramen yang tersaji dalam mie instan dan dikonsumsi lebih dari dua kali seminggu. Jurnal penelitiannya bisa dicek di link yang ditautkan.
Mie ramen sangat tidak sehat karena mengandung bahan tambahan makanan yang disebut Tersier-butil hidrokuinon (TBHQ), pengawet yang merupakan produk sampingan. Ramen instan juga sangat tinggi sodium, kalori, dan lemak jenuh.
Belum lagi wadah ramen instan menggunakan streofoam yang mengandung bahan kimia bisphenol-A (BPA). Bayangkan bahan itu bercampur dengan mie yang kita konsumsi. Bahan kimia ini mengandung karsinogen yang mempengaruhi hormon.
Dampak lainnya adalah hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mereka yang makan mie instan lebih dari dua kali akan menderita kondisi Sindrom Metabolik.
Hal ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 10 ribu orang dewasa di Korea Selatan dengan rentang usia 19 – 64 tahun. Penelitian dilakukan oleh mahasiswa Universitas Baylor yang ingin mengetahui pengaruh konsumsi mie instan terhadap kesehatan.
Begitulah yang mungkin bisa diberitahukan pada Anda bahwa konsumsi makanan berlebihan sesungguhnya tidak baik. Sehat dimulai dari tangan Anda, yang menentukan bagaimana Anda bisa memilih dan mengolah masakan.
Looks amazin and delicious” Thank’s for share Anna.
Take care.
Elvira
LikeLiked by 2 people
Thank you, Elvira. Merry Christmas 🎄
LikeLiked by 1 person
You are welcome Anna.
Merry Christmas too!
Take care.
Elvira
LikeLiked by 1 person