Alami Burnout Sebagai Blogger, Mungkinkah?

Burnout dapat terjadi pada siapa pun. Burnout tidak hanya dalam pekerjaan saja, sehingga perlu pensiun dini. Burnout tidak hanya terjadi pada orang-orang yang sudah senior, atau berusia dewasa saja, tetapi juga pada mereka yang masih junior.

Belakangan ini saya merasa overwhelmed dengan tugas dan aktivitas saya, sehingga aktivitas blogging saya sudah mulai terkendala. Biasanya saya punya jadwal rutin blogging, kapan sebaiknya saya sudah menulis dan menabung ide-ide tulisan.

Baca: Lelah Batin? Mungkin Anda Burnout

Namun, semuanya benar-benar tidak bisa dilakukan. Pada akhirnya, aktivitas blogging tersingkirkan, bahkan saya merasa memasuki fase Burnout dalam blogging. Saya stuck untuk menuliskan satu pos tentang tema yang ingin ditulis.

Sebelumnya saya sudah melakukan traveling, membaca banyak buku-buku elektronik, atau muncul ide-ide pop up ketika saya berada dalam perjalanan. Lagi-lagi saya tidak bersemangat untuk menuliskannya.

Baca: Burnout pada Generasi Milenial

Saya baru menyadari bahwa Burnout pada blogger pun adalah hal yang wajar. Bahkan ada blogger yang sudah meninggalkan aktivitas blogging karena kesibukan lainnya, atau keadaannya yang memaksakannya begitu.

Burnout bukan fase ‘manja’ dalam hidup manusia, melainkan fase yang mana seseorang perlu mengambil jeda dari rutinitasnya dan merancang batasan. Sebagai manusia, kita perlu istirahat dan menyadari bahwa kita bukan “Robot” yang bekerja dengan mesin.

Baca: Expat Burnout, Anda Mengalaminya?

Sebagai Blogger, ada banyak benefits yang diperoleh. Itu pastinya bukan uang, melainkan kepuasan batin, yang tidak terbeli nilainya. Saya menyukai dengan proses menulis, kemudian hasil menulis seperti mencerahkan.

Bila Anda adalah Blogger dan juga mengalami Burnout, berikut saran saya. Pertama, ambil jeda ketika Burnout menulis itu terjadi. Semula saya mengambil momen Wiken untuk break out dari kebiasaan menulis. Jeda juga bisa jadi memberi waktu untuk self-care, memprioritaskan diri sendiri.

Baca: Cara Tingkatkan Kualitas Kesehatan Mental

Kedua, menulislah ketika momen menyenangkan itu datang kembali. Menulis itu menyenangkan, bukan keterpaksaan. Ketika ada sesuatu yang membahagiakan dan ingin dituangkan dalam tulisan, lakukan itu.

Ketiga, lakukan Blogwalking. Mengecek tulisan orang juga bisa memotivasi diri sendiri untuk keluar dari situasi burnout. Cek juga sejauhmana kita berhasil, dibangkan masih menjadi pemula.

Keempat, terapkan rekreasi dengan mencoba aktivitas yang menata ulang sesuatu. Misalnya Anda bisa berpergian keluar rumah, nongkrong bersama teman, atau di rumah dengan membersihkan perabotan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi ruang pada diri sendiri, untuk tidak larut dalam situasi yang monoton. Burnout biasa terjadi ketika situasi monoton terjadi.

Nah, apakah Anda juga sebagai Blogger mengalami Burnout juga?

One thought on “Alami Burnout Sebagai Blogger, Mungkinkah?

Leave a comment