Anda Kesepian dan Suka Online di Facebook, Baca Hasil Penelitian ini

Pernah punya teman dalam facebook yang sering update status? Sampai-sampai “maaf” dia sedang di WC rumah pun dimuat jadi statusnya. Hadeh!!! Ada pula teman yang isinya tiap saat curhat dan menjadikan facebook seperti buku harian/diary atau juga buku doa.

Setelah tahun 2011, saya memang tidak mengikuti perkembangan status teman-teman saya yang di tahun itu sudah mencapai 2 ribuan teman. Saat punya akun facebook pun, saya adalah tipe orang yang tak pernah menuliskan hal-hal pribadi dalam profil dan dinding saya, bahkan foto profil hanya saya saja yang buka. Saya bahkan tak punya satu status pun di dinding, semua sudah saya hapus sebelum tahun 2011. Artinya, saya tidak tertarik untuk terlibat dalam aktivitas media sosial tersebut. Saya sudah putuskan untuk deaktiv dan menghentikannya dengan aktivitas lainnya. Setiap orang punya pilihan dan opini beragam tentang facebook, termasuk saya yang pernah menuliskan artikel sebelumnya di tahun 2010 di link berikut https://liwunfamily.wordpress.com/2010/10/30/korban-media-sosial/.

Sebuah studi dari Charles Sturt University di New South Wales, Australia tentang facebook belum lama ini menyatakan bahwa mereka telah mempelajari profil dari 616 pengguna Facebook perempuan. Profil akun facebook juga memasukkan informasi pribadi seperti status hubungan, alamat kontak bahkan mencantumkan buku dan film favorit. Ditemukan bahwa 79 persen diantara mereka adalah kesepian. Hal ini terlihat dari mereka yang terus mengeluh dan memposting statusnya terus menerus di facebook.

Studi menunjukkan bahwa mereka yang kesepian atau depresi lebih cenderung untuk berbagi informasi pribadi. Mereka juga menyatakan perasaan di postingan terbaru mereka.

Penelitian ini kemudian memantau aspek ketersediaan profil untuk dilihat secara publik dalam hubungan antara kesepian dan keterbukaan diri. Dengan berbagi informasi akan memudahkan mereka yang kesepian memulai kontak sehingga membantu mereka mengatasi kesepian.

Sebelumnya di tahun 2011, saya pun sudah menuliskan betapa pentingnya berpikir dulu sebelum memposting sesuatu di media sosial (Hey, please think before posting).

Berikut hal-hal yang mungkin melatarbelakangi mereka yang kesepian dan suka menghabiskan waktu di media sosial:

1. Setiap orang butuh eksistensi diri. Ketika dalam dunia nyata, ia tak berhasil mendapatkannya kemungkinan dalam dunia maya setiap orang bisa jadi siapa saja yang diinginkannya. Tak sedikit pula mereka tertipu dengan foto, data pribadi dan status yang diposting.

2. Dalam media sosial, mereka tidak terhubung secara real sehingga sulit buat mempertanggungjawabkan hal-hal yang diperbuat, seperti misalnya mencaci maki orang, mencela, menyinggung, komplen, dsb. Sepertinya mereka lupa bahwa semua tindakan kita pun ada etikanya. Mereka menjadi lebih berani menunjukkan eksistensi diri dalam dunia maya dibandingkan dunia nyata.

3. Perempuan lebih suka mengekspresikan diri, menyatakan perasaan mereka dan berkeluh kesah. Wajar jika hasil penelitian ditemukan pada pengguna akun perempuan.

4. Kemudahan dan kemurahan untuk akses teknologi memungkinkan orang untuk selalu terhubung dan membuat postingan terbaru. Coba bayangkan jika anda berada di wilayah remote yang sulit mendapatkan jangkauan jaringan internet. Mungkin keadaannya jadi berbeda.

5. Mereka yang kesepian berusaha mencari atensi dengan postingan terbaru sehingga menjadi disukai statusnya, dilihat dan diperhatikan atau dikomentari.

Can you imagine a day without online? Jadilah pengguna media sosial yang cerdas dengan tetap terhubung, bukan “korban media sosial”.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s